Lama
kami tak melihat canda tawa Opung. Sudah beberapa minggu meja kerja nya
kosong. Ternyata Opung memang tak ditempat, dikarenakan beliau sakit
dan harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Syafira,
Pekanbaru.
Opung
yang menjadi panggilan dekat kami tersebut tak lain adalah Bapak. Drs.
H. Lumban Hutabarat, SH, MH yaitu salah seorang Hakim Tinggi di
Pengadilan Tinggi Agama Medan. Opung dalam bahasa Medan adalah orang tua
atau orang yang dituakan. Beliau adalah orang yang ramah dan bersahaja,
mudah dekat kepada siapa saja yang menyapanya, tidak ada rasa takut dan
segan yang berlebihan jika berada di dekatnya, bahkan sampai dengan
pegawai honor pun beliau mudah bercanda ria. Oleh karena itu pulalah
kami memanggilnya dengan sebutan “Opung”.
Bapak
Lumban kelahiran 8 Agustus 1950 di Sibuluan, Sumatera Utara. Beliau
mengawali karirnya di peradilan agama pada tahun 1981 sebagai Kaur Umum
di Pengadilan Agama Kotobaru. Kemudian beliau tes calon hakim dan lulus
sebagai hakim pada tahun 1983 sampai dengan tahun 2006 beliau mutasi dan
promosi menjadi hakim tinggi di PTA Padang, kemudian tahun 2010 di PTA
Pekanbaru, dan terakhir dilantik menjadi Hakim Tinggi PTA Medan pada
tanggal 26 Agustus 2013.
Setelah
dirawat di Rumah Sakit Syafira Pekanbaru namun atas kehendak Illahi
Rabbi beliau wafat pada hari Minggu, 14 Desember 2014 pukul 03.00 WIB
dini hari di Pekanbaru di usia ke 64. Masa kerjanya di Pengadilan Tinggi
Agama Medan masih 1 tahun lebih 3 bulan, oleh karenanya kami masih
merasa sangat kehilangan sosok beliau. Beliau wafat meniggalkan seorang
istri bernama Ibu Dra. Zuraida Nurdin dan 6 orang anak kandung, 4 orang
putera dan 2 orang puteri.
Selamat
jalan Opung.. Kami keluarga besar Pengadilan Tinggi Agama Medan turut
berduka cita yang mendalam. Semoga arwah beliau, amal ibadah beliau
diterima Allah SWT dan segala kekhilafan beliau juga diampuni oelh Allah
SWT, serta keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan.
Amin...(Sumber : www.pta-medan.go.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar