Jakarta l Badilag.net
Mahkamah Agung akan menyelenggarakan Kompetisi
Inovasi Pelayanan Publik Peradilan Tahun 2015. Kompetisi ini boleh
diikuti oleh seluruh pengadilan tingkat pertama dari empat lingkungan
peradilan di bawah MA.
“Dalam waktu dekat MA akan mengadakan kompetisi di
antara pengadilan-pengadilan untuk mengidentifikasi praktik-praktik
terbaik di lapangan,” ujar Ketua MA Prof. Dr. H. M. Hatta Ali, S.H.,
M.H. ketika memberi sambutan seusai melantik 10 ketua pengadilan tingkat
banding di Gedung Sekretariat MA, Senin (18/5/2015).
Ketua MA meminta pimpinan pengadilan tingkat
banding bersama Dirjen masing-masing lingkungan peradilan agar mendorong
dan mengembangkan inovasi di bidang pelayanan publik untuk diikutkan
dalam kompetisi ini.
“Kita berharap agar inovasi-inovasi pelayanan publik peradilan pada akhirnya bisa meningkatkan kepercayaan publik,” ujarnya.
Sebelumnya, melalui Keputusan Nomor
52/KMA/SK/V/2015, Ketua MA telah membentuk sebuah tim pengarah untuk
menyelenggarakan kompetisi ini. Tim yang dibentuk pada 6 Mei 2015 itu
diketuai oleh Ketua Kamar Pembinaan MA Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H.,
L.LM.
“Dalam memberikan pelayanan kepada berbagai
penduduk di seluruh Indonesia diperlukan pendekatan-pendekatan baru
dalam peningkatan pelayanan publik pengadilan sesuai dengan situasi dan
kebutuhan lokal,” kata Ketua MA, dalam SK tersebut.
Rabu (13/5/2015), Tim Pengarah Kompetisi Pelayanan
Publik Peradilan 2015 mengadakan rapat perdananya. Memimpin rapat itu,
Ketua Tim Prof. Takdir Rahmadi mengungkapkan bahwa kompetisi ini
dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana implementasi UU Pelayanan Publik
dan UU Keterbukaan Informasi Publik di lembaga peradilan.
“Kita juga akan melihat sejauh mana pelaksanaan SK
Ketua MA Nomor 026/2012 tentang Standar Pelayanan Peradilan dan SK Ketua
MA Nomor 1-144/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan,”
ujarnya.
Karena luas dan kompleksnya cakupan kompetisi ini,
maka selain diperlukan waktu yang cukup, juga dibutuhkan tim yang
komplet. “Kita juga akan melibatkan pihak ketiga sebagai event organizer dan mitra internasional,” kata Prof Takdir.
Sesuai rencana, kompetisi ini secara resmi akan
dimulai pada pertengahan Juni dan hasilnya akan diumumkan pada Oktober
tahun ini. Selain memperoleh piagam, para juara juga akan diberi
kesempatan melakukan studi pelayanan di pengadilan luar negeri.
Pakai sistem online
Saat ini, Tim Pengarah kompetisi ini sedang
merancang mekanisme kompetisi, dari hulu hingga hilir. Hal-hal yang
perlu dirumuskan dan disepakati di antaranya mengenai kategori pelayanan
publik, kriteria inovasi pelayanan publik, pembobotan proposal,
komposisi dan kriteria dewan juri, tahapan kompetisi, prosedur
penjurian, kategori pemenang, serta kriteria hadiah bagi para pemenang
kompetisi.
Anggota Tim Pembaruan MA Aria Suyudi mengungkapkan,
lomba ini akan menggunakan sistem online. “Nanti kita buatkan situs
khusus, sebagaimana Sinovik-nya Kemenpan,” ujarnya.
SiNovik adalah Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik
yang diselenggarakan Kemenpan RB dan boleh diikuti oleh kementerian,
lembaga dan pemerintah daerah. Publik dapat mengaksesnya di: sinovik.menpan.go.id.
Setelah situs khusus untuk kompetisi pelayanan
publik di peradilan terbentuk, seluruh pengadilan tingkat pertama
dipersilakan mendaftarkan diri secara online untuk ikut kompetisi.
Jika sudah terdaftar, yang harus dilakukan peserta
kompetisi ini adalah mengisi boks dengan deskripsi mengenai inovasi yang
telah dikembangkan.
“Di sana harus dijabarkan, apa saja keunggulan dan
manfaat inovasi tersebut. Harus juga dideskripsikan kondisi sebelum dan
sesudah adanya inovasi,” ujar Aria.
Selain itu, peserta kompetisi harus mengunggah foto
dan/atau video sebagai bukti bahwa inovasi yang diikutkan dalam
kompetisi ini memang sudah berjalan dan memberikan dampak positif bagi
pelayanan publik di pengadilan.
“Nanti di situ ada testimoni-testimoni dari
pengguna pengadilan mengenai manfaat nyata inovasi yang telah
dikembangkan,” Aria menambahkan.
Inovasi-inovasi yang terhimpun dalam satu website
itu kemudian akan dipelajari oleh Tim Penilai. Pengadilan-pengadilan
yang dinilai mengembangkan inovasi yang berpeluang menjadi pemenang akan
diverifikasi. Tim Penilai akan mengundang pimpinan
pengadilan-pengadilan itu ke Jakarta untuk memaparkan inovasinya. Tim
Penilai juga akan berkunjung ke pengadilan-pengadilan itu untuk melihat
langsung inovasi dan dampak positifnya terhadap pelayanan publik.
"Kita
berharap setidaknya 10 persen dari 724 pengadilan tingkat pertama bisa
membuat inovasi-inovasi. Mungkin nanti bisa dibiayai MA untuk
dikembangkan lebih lanjut atau direplikasi di tempat-tempat lain," kata
Aria.
Panitera MA H. Suroso Ono, S.H., M.H. sangat
optimistis, kompetisi ini akan berjalan dengan baik dan membawa dampak
yang besar terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik di lembaga
peradilan.
“Sebelumnya kita sudah punya pengalaman
menyelenggarakan lomba pencarian dan analisis putusan yang melibatkan
event organizer dan lembaga mitra. Kita yakin, kompetisi ini juga akan
berjalan dengan baik,” ujarnya.
Panitera MA berharap agar seluruh Ditjen dan
pengadilan tingkat banding mulai menyosialisasikan kompetisi pelayanan
publik peradilan edisi perdana ini, agar ketika di-kick off pada pertengahan Juni nanti, 724 satker di tingkat pertama sudah mempersiapkan diri dengan baik.
(sumber : http://www.badilag.net/seputar-ditjen-badilag/seputar-ditjen-badilag/ayo-ikut-ma-akan-bikin-kompetisi-inovasi-pelayanan-peradilan)